Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus

anak berkebutuhan khusus membutuhkan pembelajaran yang berbeda dengan anak normal. Meski harus dengan penggunaan metode khusus, seorang guru seharusnya tidak lantas mengabaikannya karena pada dasarnya ereka memiliki hak yang sama dalam memperolah pendidikan. Beberapa kesulitan yang dialami anak berkebutuhan khusus adalah:

1. Kesulitan menggunakan bahasa dalam berkomunikasi.
Kesulitan berkomunikasi adalah kegagalan dalam kemampuan penggunaan bahasa untuk berkomunikasi yang meliputi keterlambatan, kekacauan / pertentangan di dalam mendengarkan dan mengatakan. Perkembangan bahasa merupakan tahap kritis dalam perkembanganpembentukan kognitif. Murid-murid dengan kegagalan komunikasi banyak mendapat masalah akademik di sekolah.
Ciri-ciri anak dengan kesulitan berkomunikasi:
a. Memiliki kesulitan untuk memahami instruksi verbal untuk memperoleh informasi
b. Mempunyai kesulitan ketika menyampaikan pikiran dan pengetahuan baik secara lisan maupun tertulis.
c. Mempunyai masalah interaksi sosial.

Pendidikan baagi anak dengan kesulitan menggunakan bahasa dalam berkomunikasi :
a. Mengembangkan suatu aktivitas dalam kelas untuk meningkatkan keahlian komunikasi
b. Anak dengan kesulitan berkomunikasi perlu dilatih berkomunikasi dengan teman sebaya secara natural dan dengan sendirinya dapat mempelajari situasi baru.

2. Kesulitan dalam membaca, menulis, dan mengeja (disleksia)


Disleksia adalah gangguan dalam berbicara atau sebagai kesulitan yang berhubungan dengan kata-kata atau simbol-simbol tulis. Disleksia merupakan kesalahan pada proses kognitif anak ketika menerima informasi berupa tulisan.
Ciri-ciri anak dengan disleksia
a. Sulit mengeja dengan benar
b. Sulit mengeja kata atau suku kata yang bentuknya serupa
c. Membaca tidak berurutan
d. Kesulitan mengerutkan huruf-huruf dalam kata.
e. Kesalahan mengeja
f. Rancu dengan kata-kata singkat
g. Bingung menentukan tangan mana yang dipakai menulis
h. Lupa mencantumkan huruf besar dan huruf kecil dengan benar
i. Lupa meletakkan titik atau tanda baca lainnya
j. Menulis huruf dan angka dengan hasil kurang baik.

Penyebab disleksia :
a. kesulitan menghubungkan antara lisan dan tertulis atau antara suara dan kata
b. Keterbatasan tak mengolah dan memproses informasi tersebut
Penanganan bagi anak disleksia :
a. Pemberian metode yang tepat disesuaikan dengan kesulitan spesifik anak.
b. Orang tua memberikan dorongan moril untuk anak.

3. Kesulitan menulis (disgrafia)
Disgrafia adalah kelainan saraf yang menghambat kemempuan menulis sehingga tidak dapat menulis dengan mantap atau tulisan tangannya buruk.
Ciri-ciri umum anak disgrafia:
a. bentuk huruf dan tulisan tidak konsisten
b. penggunaan huruf besar dan kecil masih tercampur saat menulis
c. ukuran dan bentuk huruf dalam tulisan tidak proporsional
d. Anak terlihat bekerja keras saat mengomunikasikan pendapat dalam bentuk tulisan
e. Berbicara pada diri sendiri atau terlalu memperhatikan tangan saat menulis
f. Tetap mengalami kesulitan meskipun menyalin tulisan.

Faktor penyebab antara lain:
a. Diduga karena adanya kejadian traumatic yang mengganggu perkembangan si anak
b. Faktor genetis
c. Lesi

Penanganan penderita disgrafia:
a. Para Pendidik dapat membantu melatih keterampilan pramenulis dan mengeja yang disesuaikan dengan kesulitan spesifik anak
b. Orang tua memberikan dukungan moril kepada anak

4. Kesulitan berhitung (diskalkulia)
Diskalkulia adalah gangguan pada kemampuan kalkulasi secara matematis.
Ciri-ciri diskalkulia:
a. Tingkat perkembangan bahasa dan lainnya normal, kadang-kadang memori visualnya baik.
b. Sulit melakukan hitungan matematis
c. Sulit melakukan proses matematis
d. Kadang mengalami disorientasi waktu dan arah
e. Terhambat dalam menggunakan konsep abstrak tentang waktu
f. Terhambat dalam pelajaran musik
g. Bisa mengalami kesulitan dalam permainan olahraga

Faktor penyebab diskalkulia antara lain:
a. Kelemahan proses penglihatan atau visual
b. Kesulitan dalam mengurut informasi
c. Fobia matematika.

Metode pendidikan untuk membantu penderita Diskalkulia antara lain:
a. Menggunakan gambar, kata-kata atau grafik untuk membantu pemahaman
b. Hubungkan konsep matematika dengan aktivitas sehari-hari
c. Lakukan pnedekatan menarik terhadap matematika
d. Tuliskan konsep matematis atau angka di kertas
e. Puji secara wajar jika berhasil
Gangguan yang lainnya adalah lamban belajar, gangguan komunikasi, dan gangguan gerakan anggota tubuh.

5. Gangguan yang Berkaitan Dengan Panca Indera (penglihatan,endengaran, dan lain-lain)
a. Anak yang Mengalami Gangguan Penglihatan (Tuna Netra)
Tuna netra adalah anak yang mengalami gangguan daya penglihatan yang bersifat menyeluruh atau sebagaian.

Ciri-ciri sebagai berikut:
a. Tidak mampu melihat
b. Tidak mampu mengenali orang pada jarak 6 meter
c. Kerusakan nyata pada kedua bola mata
d. Sering meraba-raba / tersandung waktu berjalan
e. Mengalami kesulitan mengambil benda kecil di dekatnya
f. Bagian bola mata yang hitam berwarna keruh/bersisik/kering.
g. Peradangan hebat pada kedua bola mata
h. Mata bergoyang terus
Apabila seorang anak memiliki 4 ciri dan 8 ciri diatas, mereka dikategorikan sebagai anak yang memerlukan pendidikan khusus.

Penggolongan gangguan penglihatan:
a. Berdasarkan ukuran ketajaman penglihatan
b. Kelompok yang memiliki keterbatsasan penglihatan
c. Kelompok yang mengalami keterbatasan penglihatan yang berat (buta)
Bagi anak-anak penderita tuna netra, pendidikan pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan danketerbatasan mereka.

Media belajar bagi anak tuna netra dikelompokkan menjadi dua:
1. Kelompok buta dengan media penulisan braile
2. Kelompok low vision dengan media tulisan yang dimodofikasi

b. Anak yang Mengalami Gangguan Pendengaran (Tuna Rungu)
Tuna Rungu adalah anak yang kehilangan seluruh atau sebagian daya pendengarannya. Apabila seorang anak memiliki 6 ciri dari 9 ciri di bawah, maka mereka dikategorikan sebagai anak yang memerlukan pendidikan khusus:
a. Secara nyata tidak mampuu mendengar
b. Terlambat perkembangan bahasa
c. Sering menggunakan isyarat dalam berkomunikasi
d. Kurang atau tidak tanggap bila diajak bicara
e. Ucapan kata yang tidak jelas
f. Kualitas suara aneh / monoton
g. Sering memiringkan kepala dalam usaha mendengar
h. Banyak perhatian terhadap getaran
i. Keluar cairan atau nanah dari kedua telinga

Yang perlu diperhatikan oleh pendidik didalam memerikan pembelajarran pada anak tuna rungu.
a. Tidak berbicara membelakangi anak
b. Anak hendaknya duduk atau berada dibagian paling depan kelas
c. Bila hanya sebagaian telinganya yang tuna rungu, tempatkan anak sehingga telinga yang baik dekat dengan guru
d. Perhatikan postur anak
e. Dorong anak selalu memperhatikan wajah guru
f. Berbicara dengan volume biasa, tetapi gerakan bibirnya harus jelas.

c. Anak Dengan Kelainan Anggota Tubuh Atau (Gerakan Tuna Daksa)
Tuna daksa adalah anak yang mengalami kelainan atau cacat yang menetap pada alat gerak sedemikian rupa sehingga memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
Apabila seorang anak memenuhi 5 ciri dari 7 ciri berikut maka anak tersebut digolongkan sebagai penderita tuna daksa
a. Anggota gerak tubuh kaku/lemah/lumpuh
b. Kesulitan dalam gerakan
c. Terdapat bagian anggota gerak yang tidak sempurna
d. Terdapat cacat pada alat gerak
e. Jari tangan kaku dan tidak dapat menggenggam
f. Kesulitan pada saat berdiri/berjalan/duduk dan menunjukkan sikap tubuh tidak normal
g. Hiperaktif/ tidak dapat tenang

Hal-Hal yang harus diperhatikan oleh pendidik sebelum memberikan pelajaran bagi anak tuna daksa:
a. Faktor medis
b. Kemampuan gerak dan mobilitasnya
c. Kemampuan atau keterampilan komunikasi
d. Kemampuan merawat & mengatur dirinya sendiri
e. Posisi tertentu yang mungkin membuatnya nyaman

KTSP dan Komponennya

KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ) adalah kurikulum operasional yang di susun oleh dan dilaksanakan dimasing – masing satuan pendidikan.
Dokumen utama yang digunakan sebagai acuan dalam penyusunan KTSP adalah PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), Permen Diknas 22 tahun 2006 tentang SI, Permen Diknas 23 tahun 2006 tentang SKL, dan Panduan/Pedoman yang mendukung KTSP.
Komponen KTSP
1. Tujuan Pendidikan Sekolah
2. Struktur dan Muatan Kurikulum
3. Kalender Pendidikan
4. Silabus
5. RPP
Dokumen KTSP
Dokumen KTSP merupakan penjabaran dari komponen – komponen diatas. Terdiri dari dokumen I dan dokumen II.
• Dokumen I
Dokumen I KTSP ini terdiri dari Bab I, Bab II, Bab III dan Bab IV. Dari bab – bab tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Bab I : Pendahuluan
Pada Bab I terdapat beberapa subbab, yaitu :
a) Latar Belakang
Latar belakang merupakan dasar pemikiran penyusun KTSP
b) Tujuan KTSP
Tujuan KTSP berisi hal – hal atau poin yang hendak dicapai.
c) Prinsip Pengembangan KTSP
Prinsip – prinsip ini berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik di lingkungan.
2. Bab II : Tujuan Pendidikan
Pada Bab II ini berisi tujuan pendidikan, visi, misi, dan tujuan sekolah.
a) Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan ini disesuaikan dengan karakteristik sosial. Misalnya tujuan pendidikan dasar, tujuan pendidikan menengah , atau tujuan pendidikan menengah kejuruan.
b) Visi
Visi adalah tujuan yang hendak dicapai suatu instansi. Visi bukan berisi hal-hal yang bersifat abstrak sehingga sulit dicapai, namun berisi hal-hal konkrit yang mudah untuk dipahami untuk kemudian direalisasikan. Visi mencakup pertanyaan “ apa tujuan yang akan dicapai?”
c) Misi
Misi mencakup pertanyaan “bagaimana cara mencapai tujuan yang ada dalam visi tersebut?” atau “upaya apa yang dapat dilakukan guna mencapai tujuan-tujuan tersebut?”. Jadi, misi mengacu pada visi yang sudah ditetapkan sebelumnnya.

3. Bab III : struktur dan Muatan Kurikulum
Struktur kurikulum adalah pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan isi dari struktur kurikulum itu sendiri adalah :
a) Mata Pelajaran
Mata pelajaran ini diikuti dengan penentuan alokasi, yang disususn berdasarkan struktur kurikulum.
b) Muatan Lokal
Muatan lokal adalah mata pelajaran atau kegiatan kurikulum untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas, potensi dan kebutuhan daerah dan materinya tidak dapat dikelompokkan kedalam pelajaran muatan nasional.
c) Kegiatan Pengembangan Diri
Kegiatan pengembangan diri merupakan kegiatan diluar mata pelajaran sebagai bagian – bagian integral dari kurikulum sekolah yang dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling dan kegiatan ekstrakurikuler.
d) Pengaturan Beban Belajar
Beban belajar ini dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk mengikuti pelajaran melalui sistem tatap muka, penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.
e) Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar adalah tingkat ketercapaian kompetensi setelah peserta didik mengikuti kegiatan pembelajaran.
f) Kenaikan Kelas dan Kelulusan
Kenaikan kelas dan kelulusan ini akan tercapai bila kriterianya terpenuhi, yaitu telah mencapai ketuntasan pada seluruh SK atau KD. Jika karena alasan kuat seperti faktor fisik, mental atau emosi sehingga tidak mungkin berhasil maka peserta didik dibantu mencapai kompetensi yang ditargetkan. Jika tanpa ada alasan kuat, maka peserta didik harus mengulang dikelas yang sama. Jika tidak menyelesaikan SK dan KD lebih dari empat mata pelajaran.
g) Penjurusan
Penjurusan biasanya disesuaikan dengan minat dan kemampuan anak selama proses pembelajaran. Penjurusan membantu anak memilih bidang apa yang ia kuasai dan kelak dapat membantunya mencapai kesejahteraan hidup.
h) Pendidikan Kecakapan Hidup
Kecakapan hidup atau Live skill adalah kecakapan – kecakapan hidup yang diperlukan peserta didik dalam mengatasi berbagai permasalahan hidup.
i) Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global
Yang dimaksud dengan pendidikan dengan berbasis keunggulan likal dan global adalah pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, dan lain – lain yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik agar mampu bersaing di tingkat lokal, nasional, dan internasional.

Muatan Kurikulum pada setia[ satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang terdiri atas standar kompetensi dalam kompetensi dasar pada setiap tingkat atau semester.
a. Standart Kompetensi
Kompetensi adalah tujuan akhir suatu mata pelajaran. Standart Kompetensi adalah tujuan akhir semester suatu mata pelajaran.
b. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar adalah penjabaran lebih rinci dari standart komp
4. Bab VI : Kalender Pendidikan
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran.komponen kalender pendidikan adalah:
a) Permulaan tahun ajaran
Waktu dimulainya pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
b) Minggu efektif belajar
Jumlah minggu kegiatan pembelajaranuntuk setiap tahun pelajran pada setiap satuan pendidikan
c) Waktu pembelajaran efektif
Jumlah jam pembelajaran setiap minggu,meliputi jumlah jam pelajaran untuk seluruh mata peljaran termasuk mulok,ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri
• Dokumen II
1. Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
Silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran lebih lanjut, seperti pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran, dan pengembangan sistem penilaian.
Silabus merupakan sumber pokok dalam penyusunan rencana pembelajaran, baik rencana pembelajaran untuk satu SK maupun satu KD.
Silabus juga bermanfaat sebagai pedoman untuk merencanakan pengelolaan kegiatan pembelajaran, misalnya kegiatan belajar secara klasikal, kelompok kecil, atau pembelajaran secara individual. Silabus sangat bermanfaat untuk mengembangkan sistem penilaian. Dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi sistem penilaian selalu mengacu pada SK, KD, dan indikator yang terdapat di dalam silabus.
Di bawah ini adalah contoh silabus :



2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran dikelas.
Contoh format RPP:

Rencana Persiapan Pengajaran
Nama Sekolah :…………………………………………………….
Mata Pelajaran :…………………………………………………….
Kelas/Semester :…………………………………………………….
Pertemuan Ke :……………………………………………………..
Alokasi Waktu :……………………………………………………..
Standart Kompetensi :……………………………………………………..
Kompetensi Dasar :
Indikator
I. Tujuan Pembelajaran :……………………………………….
II. Materi Pokok :………………………………………..
III. Metode :………………………………………..
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Awal
• ………………………………….
• ………………………………….
Kegiatan Inti
• …………………………………..
• …………………………………..
Kegiatan Penutup
• ……………………………………
• ……………………………………
V. Alat dan Sumber Belajar
• …………………………………..
• …………………………………..

VI. Penilaian
• …………………………………….

No aspek Skor